Penonton

Sekeras apapun ia berteriak dan berkomentar,
Takkan membantu agar “Goal” itu melesak ke dalam gawang..

Berpeluh bagaimanapun ia,
Takkan mampu mengoper bola dan mengecoh kiper lawan..

Berkerut seperti apa merancang strategi
Takkan membantu upaya kemenangan

Mengapa?

Karena ia hanya seorang penonton
yang hanya berani menyisir dari luar lapangan..

Maka,
jadilah seorang pemain,
agar tahu beratnya perjuangan
sehingga mampu berkomentar dengan benar

“Tidaklah sama orang-orang beriman yang duduk (tidak pergi jihad) tanpa memiliki udzur (alasan yang benar), dibanding orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya. Allah mengutamakan satu derajat bagi orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya di atas orang-orang yang duduk saja. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang-oang yang duduk dengan pahala yang besar.”

(QS. An Nisa: 95)

9 Comments (+add yours?)

  1. Muthia Hael
    May 27, 2011 @ 22:27:59

    kereeeeeeen ^^

    Reply

  2. arsitekperadaban
    Jun 02, 2011 @ 23:08:36

    iya, iya, setuju…!!

    Reply

  3. Wina Ry (Nia)
    Jun 17, 2011 @ 09:16:07

    tapi terkadang Tri..pertandingan yang seru juga didukung oleh penonton yang seru. *maksudnya, terkadang mungkin ada masanya seseorang akan diam menjadi penonton karena tak mengerti harus berbuat apa lagi setelah usahanya yang keras. dan dia perlu menjadi penonton untuk tau bagaimana menjadi pemain yang baik ketika ia kembali..

    **opo tohhh….**

    Reply

    • aisyahkecil
      Jun 17, 2011 @ 22:48:29

      Kadang agtri merasa sayang sekali org2 yg berpeluh, berpikir keras tapi tujuannya untuk ‘melemahkan’. konteks tulisan ini ke hal tersebut sebetulnya win..
      Kebanyakan penonton hanya bisa berkomentar padahal belum tentu jika ia bermain bisa baik..
      Kalau ttg “dia perlu menjadi penonton untuk tau bagaimana menjadi pemain yang baik ketika ia kembali..” menurut agtri ia akan berada di bangku ‘cadangan’ bukan ada diluar lapangan..
      Hehe.. naha jd bahas pertandingan begini.. 🙂

      Reply

  4. ikhwan alim
    Jun 21, 2011 @ 09:02:51

    nah, makanya. kebih baik jadi “pemain” di lapangan kan? 🙂
    daripada jadi “orang langitan”.. nah,lho. koq malah kesini?

    Reply

  5. Wina Ry (Nia)
    Jun 22, 2011 @ 11:52:19

    bisa jadi juga pemain inti yang sedang menonton pertandingan lainnya..hehehe,,iya, jadi bahas pertandingan yak..sudahlah…

    Reply

  6. agtri
    Jun 22, 2011 @ 18:29:02

    Hadeuh.. ini anak2 farmasi asumsinya buanyak banget yak.. Hehe..
    Wina.. ntar kalo udh deket2 lahiran kabarin ya….. 🙂

    Reply

  7. ikhwan alim
    Jun 30, 2011 @ 19:34:07

    hohoho,,tiap “pemain” ma “penonton” kan punya “pertandingan” dan “lapangan” masing-masing… tidak ada orang yang jago untuk semua peran “pemain” di semua “pertandingan” dan “lapangan”..

    yang ada, “pemain” yang jago untuk satu macam “pertandingan” dan menjadi “komentator” di “pertandingan” yang lain.. 🙂

    Reply

Leave a comment