Nyatakan Cinta?

Sejak lajangpun saya sudah “gemas” dengan aktivis da’wah yang bermain-main dengan CINTA. Ya.. perlu saya katakan dengan vulgar CINTA. Sebelum menikah tangan ini rasanya sangat ragu untuk menuliskan. Kenapa? Khawatir di tengah perjalanan saya tersandung dan termakan kata-kata sendiri.. Saya tidak tahu apakah saya mampu menjaga diri sampai nantinya akad terucap.

Saat ini setelah menikah saya cukup sedikit memiliki keberanian untuk berbagi dan menuliskannya. Bismillah..

Saya ingin bertanya kepada yang dengan terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi (dengan #kode kata anak-anak sekarang) mengungkapkan perasaannya kepada lawan jenis yang ia sukai. Saya heran untuk apa?

[Nanti kalau sudah menikah, 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, 12 bulan dalam satu tahun kita akan punya kesempatan untuk menyatakannya.. Makanya heran, giliran PDKT aja sejuta kata-kata indah keluar. Giliran sudah menikah gak sebulan sekali bilang “I Love You”. Energinya sudah habis ketika PDKT kali ya… Kepikiran nggak kalo ternyata nggak jadi nikah sama seseorang itu? Kata-kata yang sudah keluar itu sudah tidak bisa ditarik kembali.. dan betapa sia-sianya mengungkapkannya karena hanya akan menjadi noda dalam hati]

Bahkan jawaban yang membuat saya agak mual adalah terucap dari aktivis da’wah jawaban “ya.. hanya agar dia tahu..”

Dari dulu saya ingin mengatakan..

Memang antum aja yang Allah anugerahi perasaan cinta?

Emang kita-kita yang lain yang tidak mengungkapkannya nggak punya rasa itu?

Memangnya kami yang tidak mengumbar perasaan ini tidak memiliki dorongan untuk menyatakan?

TIDAK

Kami juga punya keinginan untuk itu. Tetapi bedanya, kami berhasil menahan hal tersebut!

Biarlah Allah satu-satunya tempat kembali bagi kita. Untuk bercerita, berbagi, bahkan mungkin menangis..

Sayapun cukup protektif untuk urusan perasaan ini, bahkan kepada sahabat terdekatpun saya tidak pernah menceritakan saya suka atau kagum dengan siapa. Kalau dengan siapa saya bermasalah, ya..sering saya ceritakan tapi bukan yang terkait hati tetapi tentang hal lainnya.

Saya berpikir untuk apa menceritakan tentang CINTA kita kepada sahabat? Apakah dengan menceritakannya lalu seseorang itu menjadi balik suka atau menyelesaikan masalah? Biasanya malah menambah pelik urusan. Belum lagi cerita itu akan menambah pikiran sahabat kita. Lebih-lebih jika ternyata sahabat kita ternyata dalam diam dan cerianya menyimpan perasaan juga dengan orang yang sama. Betapa teganya kita..

Kata siapa saya diam saja dalam memilih pasangan. Saya bercerita dan terus meminta. Tapi TIDAK PADA MANUSIA. Memang kalian saja yang ingin pasangan sholeh/sholehah, aktivis, mujahid/mujahidah, tampan/cantik, cerdas, dari keluarga baik-baik dan berpuluh kriteria lainnya. Sama.. saya juga..

Gak salah meminta suami yang dapat menjadi imam bagi dunia dan akhirat putra-putri kami kelak. Gak salah meminta suami yang meneladani Rasul Nya. Gak salah meminta suami yang dekat dengan Al-Qur’an. Gak salah meminta suami yang tegas namun lembut. Gak salah meminta suami yang cerdas. Dan gak salah meminta suami yang tampan.

Percayalah Allah Maha Baik..

Tapi mintanya hanya ke Allah..

Dalam diam, dalam sunyi..

Bukan dengan sibuk mengatakan ke orangnya. Bukan dengan curhat ke sahabat. Apalagi dengan sadar atau tanpa sadar bergalau ria menulisnya di akun sosial media..

Lagian ngapain ke minta manusia..

eit..Jangan ambil pembenaran terkait hadits Rasulullah yang..

“ Apabila seseorang mencintai saudaranya maka hendaknya ia memberitahunya.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi) tentang menyatakan cinta pada saudara yang dia cintai..

Itu mah untuk saudara yang sejenis ataupun keluarga..

Oh iya, mungkin banyak yang bertanya-tanya dan saya juga sempat bertanya hal yang sama.

Kalau kita menikah dengan seseorang yang nggak kita kenal sebelumnya dan belum ada rasa cinta gimana?

Terus kita nikah tanpa cinta dong?

Terus kedepannya gimana? Bagaimana sakinah, mawadah, warahmah itu bisa terwujud?

Saya dan suami sudah menjalaninya dan saatnya berbagi

Dibeberapa kesempatan jika ada yang bertanya hal ini saya menjawab,

“Ternyata nggak susah jatuh cinta sama orang sholih mah.. 🙂 “

Tapi   lagi-lagi.. Ah.. Siapa yang punya kuasa atas jiwa..

Saya hanya menyampaikan.. dan hidayah hanya milik Allah semata..

#omelan emak-emak dengan putri 1 bulan yang gemas melihat, mendengar, mengetahui masalah ‘itu’ yang tak pernah tuntas#

3 Comments (+add yours?)

  1. Ninda
    Dec 15, 2012 @ 09:51:29

    sepakaaat!

    Reply

  2. gokimhock
    May 12, 2013 @ 11:36:54

    ocheeee…

    Reply

  3. wyd
    Apr 23, 2014 @ 20:57:31

    kalau yang baik kan dapetnya yang baik. itu janji Allah. kalau yang baik dapetnya ga baik (versi mata manusia), pasti ada hikmah luar biasa di dalamnya sehingga yang baik akan berakhir jauh lebih baik. Allah ga akan ingkar dan ga pernah salah memilihnya, sepanjang kita bersandar pada-Nya. masalahnya, maukah kita HANYA bersandar pada-Nya? banyak yang ragu karena apa yang ada di masa depan kan belum bisa dilihat sekarang. makanya ada CINTA versi mata manusia

    Reply

Leave a comment