Tentang Persaudaraan Kita

Mata ini mungkin khilaf menilai perilaku..

Telinga ini mungkin salah ketika mendengar kabar tentangmu..

Pikiran kadang larut terlalu mengkhawatirkanmu..


tapi hati ini..

Hati ini tak boleh tak mempercayaimu,

Aku yakin apapun yang kau lakukan adalah yang terbaik saudariku

T-E-R-B-A-I-K

ya terbaik

seperti ucapan yang sering kita lantukan bersama..

untuk mendapatkan Ridha-Nya semata..

HANYA untuk Ridha-Nya semata..


*Berhentilah menjadi para perompak hati, biarlah hati memilih sendiri dimana ia akan melabuhkan diri

Aib

Kalaulah Allah tidak menutupi aib-aib kita..

ahhh..

speechless..

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS.55:55)


*reminder: syawal artinya peningkatan..  berarti harus meningkat dari Ramadhan kemarin..

Ayo tetap jaga “putih”nya.. ketika kemarin sudah kembali fitri, masak dikotorin lagi??

Babak Baru Lakon Kehidupan Negeri Merah Jambu

Layar  mulai dibuka

Penonton  berharap ada lakon baru negeri merah jambu

Semoga bisa mengundang tawa bahagia

bukan kisah lara saja seperti sebelumnya..

Seperti cukup sudah lakon kesedihan yang dibawakan ‘sangat apik’ oleh para penyelenggara

Mulai dari lakon gelombang air pasang yang amat tinggi di dunia yang ditutup petasan besar di ibukota

Para penonton berharap ada hal manis..

Tentu saja dengan adegan dan dialog teranyar

Tak apalah juga walau harus dengan pemain sama

Beri saja make-up tebal seperti biasanya agar tampak berbeda

Semoga dana masih ada

untuk bisa membelikan kostum dan pilihkan aksara

Stt..

Sudah mulai, ada apa saja?

Ada kisah dibalik layar

tentang sang kepala  yang dalam diam membagi bagi-bagi kue bagi para penyelenggara

Eh, ngapain ribut-ribut dibahas?

Apa peduli kami?

Emang kami dibagi?

Lupakan!

Ada kisah lain

tentang tetangga yang malah naksir Ibu Pertiwi

Dulu diam-diam ambil anaknya, si Bumi

Sekarang ikut-ikutan dalam irama dan gerak tari

Eh,  si pembunuh bule malah diekspor kemari

Lalu?  apa yang tersisa untuk kami?

Ada lagi, ada lagi

Penyelenggara bikin saweran

Mengeluarkan uang baru bergambar pejuang

Bernama sama lo dengan raja penangkap tikus yang tersandung kemarin dulu

Hmm.. Akankah koin dan nominal lainnya jadi semakin tak berharga?

Ada kisah tentang

raja-raja penangkap para tikus yang malah ditikam tim Fullfill

Polisi dunia dikabarkan malah akan ikut tampil ngelakoni

Alih-alih, Tim Fullfill seolah cari muka dengan jumawa mengadakan konferensi

Karena berhasil (lagi-lagi) menghilangkan nyawa para pembunuh bule punya tetangga

Ada juga kisah tentang perkumpulan beringin lama

Perkumpulan yang dahulu selalu berjaya di pertempuran bertiga

Lagi pada sibuk cari ketua katanya

Anak mantan penguasa serasa perkumpulan lama cuma milik keluarga mereka

Lah, memangnya ini kepemilikan turunan ya?

Eh yang aneh malah para penonton yang berusia muda

Alih-alih menonton pagelaran bersama

Malah sibuk dengan barang barunya..

Itu tu.. temennya blueberry dan strawberry seharga tujuh angka

Pas diliat malah asyik mainin album muka

Menghabiskan berjam-jam untuk saling balas kotak bicara

Tunggu

bumi yang tiba-tiba bergoncang

ribuan penonton menjadi linglung

Tontonan sandiwara memang tak pernah asik bagi mereka

Kalaupun ada kisah pagelaran yang bahagia,

Tampaknya hanya elit bisa merasakan bukan untuk alit..

Penonton mual dikelabui

Awas saja jika seperti yang lalu-lalu..

Terlalu banyak tema!!

Terlalu banyak tema tanpa kisah bahagia nyata

Jika semu saja, tersenyum sedikit lalu menangis lara

Penyelenggara seolah tak tahu dan tak bisa berbuat apa-apa

Sang “Dalang” yang memainkan cerita sedang tertawa terbahak-bahak sampai tak bisa menutup mulutnya

Tapi ada satu yang membuat aku tak kecewa dan bisa melewati tontonan ini seperti biasa

Karena aku tahu Pemilik negeri merah jambu ini tak akan pernah tidur ataupun beristirahat..

Kuingatkan wahai penyelenggara pentas, bahwa kepemimpinan akan diminta pertanggung jawaban

Dan untukmu wahai dalang

Yang memainkan lakon penguras air mata dan penambah duka, bahwa setiap nyawa pasti akan kembali pada-Nya

=============================================================================

Takkala tak ada lagi kesempurnaan

dimana Merah-nya tak lagi menyala

dan Putih-nya yang tak lagi bersuci

Paling tidak perpaduan keduanya

kuharapkan bisa menghadirkan warna cinta, Merah Jambu

dihati rakyat dan pemudanya

Untuk buat Indonesia tertawa bahagia, jangan lagi menangis lara

Untuk buat Indonesia tersenyum manis, jangan lagi tersenyum miris

*Jelang 1 Syawal 1430H, 20092009 , @tanah kelahiran Ibunda

Pembedaan..

Seringkali banyak hal yang terasa abu-abu..

Ini atau itu membuat ragu..

Harus tertawa berbahagia atau menangis bersedih hati?

Lalu,
marilah simak kisah Sahabat yang satu ini,
yang kisahnya membuat terpana..
Tak habis jika harus bertanya
“Bagaimanalah kekuatan mata hati itu dapat menjadi begitu peka?”
seperti tangis sedih Abu bakar as Shiddiq kala semua sahabat berbahagia
Surat An Nasr itu tertangkap berbeda oleh dirinya
Pernyataan kemenangan yang eksplisit tersampaikan
malah membuat air mata itu terus mengalir?
Ada apakah dengan seseorang yang senantiasa menjadi teman setia Rasulullah tersebut..
Tak bahagiakah setelah perjuangan ‘berlari’ kesana kemari demi menegakkan Dien ini?
Tak bahagiakah bahwa boikot, yang pernah membuat Kekasih-Nya menggigit sol sepatu demi mempertahankan hak perut, usai sudah?
Tak bahagiakah bahwa kini bersama keluarga dapat hidup ‘tenang’ seperti dahulu kala

Hanya kebeningan hatinyalah yang mempu membedakan..
Ketika kabar kemenangan mengisyaratkan tanda perpisahan baginya
Tanda perpisahan?
Ya, hanya Abu bakar yang kala itu menyadari
bahwa ketika kemenangan itu tiba
maka perpisahan dengan kekasih-Nya sudah ada di depan mata
Maka siapakah yang tak akan bersedih hati?

Ya, itulah tanda air mata Abu bakar kala itu
Air mata ditengah semua rasa bahagia atau bahkan tawa

Lalu,
bagaimanalah pula kekuatan mata hati yang berbeda dari khalifah ke tiga?
Saat seorang pemuda masuk ke dalam majelisnya usai melihat seorang wanita cantik diperjalanan tadi
kemudian beliau berkata
“Ada seseorang yang baru bermaksiat dengan matanya memasuki ruangan ini”
pernyataan yang mengundang tanya

“Darimanakah engkau mengetahuinya wahai Utsman? Apakah wahyu turun kepadamu?”
Sahabat yang terkenal amat pemalu itu pun menjawab
“Bukan, ini hanyalah firasat seorang mukmin. Dan Aku bisa melihat ada bekas kemaksiatan dari matanya”

Rabb..
Begitu lembut,
Begitu peka,
Begitu tajam..
mata hati itu
dengan amat tepat dapat merasakan
dapat membedakan..

*28 Ramadhan 1430H, Bulan Ramadhan akan segera berakhir..

Bersedih atau bergembirakah ketika tidak lagi bersamanya?

Grup di Fesbuk?

Agak kaget ngeliat traffic di blog yang bentuknya eksponensial (bahasanya…)
Ada kenaikan yang lumayan pesat beberapa hari ini
Ada apa ini? ada apa?
Perasaan udah lama nggak posting

Pas di cek di “referrers” ternyata kebanyakan datang dari facebook
http://www.facebook.com/group.php?gid=124405113132&ref=nf

ketika di cek lagi
ternyata ada sebuah grup bernama “IKHWAH…..Mari Merenungi “Foto Ukhti dimana-mana”
dan.. grup ini ternyata menggunakan tulisan yang pernah agtri tulis di

Etika di dunia Maya

Jazaakumullah khair untuk akh/ukh Izzatul Islam (ini siapa ya? ada yang kenal?) yang telah membuat grup tersebut
semoga bisa menjadi jalan hidayah dan berbuah amal kebaikan

dan dipersilahkan untuk teman-teman semua jika ada yang ingin join ke grup tersebut
terakhir jumlahnya sudah 3.541 anggota

Jangan “Kalah” dengan Perempuan

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat” (An-Nuur: 30)

================================================================

3

Tak belajarkah dari sejarah tentang Cleopatra dan Julius Caesar?

Tak belajarkah dari sejarah tentang Delila dan Samson?

Tak belajarkah dari sejarah tentang Laila Majnun?

Tak belajarkah dari sejarah tentang Antoinette dan Revolusi Perancis?


Lantas apa arti dari sejarah ketika tak bisa diperoleh hikmah?

Bila kisah sejarah itu terlalu hiperbolis untuk diterima,
cukuplah sepenggal perkataan dari Rasulullah SAW,  Sang qudwah hasanah

“Tidaklah aku meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya terhadap kaum lelaki dari fitnah (godaan) wanita.”

(Muttafaqun ‘alaih, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma)

================================================================

-ditulis bukan untuk apa-apa,  (+bukan) tanpa maksud. sapesial untuk yang  vi-emji, (+bukan) virus makin jayus-

Hati, Paku, Lubang..

Ramadhan selain dikenal sebagai Syahrul Qur’an (Bulan Al-Qur’an) juga sering disebut sebagai Syahrul Shabr(Bulan kesabaran)

Nah, bicara tentang kesabaran pasti sangat terkait dengan kemampuan untuk meminta maaf dan memaafkan orang lain
dan.. mengucapkan kata ‘maaf’ bisa jadi tidak sesulit mengatakan ‘iya, saya maafin’

Ada sebuah analogi yang sering agtri pakai,
ketika menyakiti orang lain itu ibarat kita sedang memukulkan sebuah paku ke dinding hati seseorang *di tulisan ini kita sebut sebagai korban
Kebayang?
Pasti sakit kan ya

Kata-kata ‘maaf’ adalah upaya penarikan si-paku yang sudah tertancap dari hati si korban.
Dan itu tergantung si korban, ada 2 kemungkinan:

kemungkinan 1, si korban tidak rela memberikan kata ‘iya saya maafkan’
Maka hal yang akan dirasakan oleh si korban adalah rasa sakit.
Si paku tarik-ulur, sudah akan dicabut tapi tidak bisa-bisa karena terus menerus korban tahan
Dan korban dijamin akan merasa tambah sakit ketika ternyata pelaku tidak melanjutkan usaha meminta maafnya
Di lain pihak, si pelaku bisa jadi sudah merasa plong walaupun belum dimaafkan sepenuhnya, yang jelas pelaku sudah berikhtiar toh untuk minta maaf

kemungkinan 2, si korban memberikan kata ‘iya saya maafkan’
Lalu, paku tersebut tercabut, sakit sih memang untuk si korban tapi paling tidak jangan sampai paku itu terlalu lama tertancap di hati.
Bisa-bisa pakunya jadi karatan
Analogi dunia nyatanya kalau pakunya sudah karatan adalah silaturahim terputus..

Berharap kita semua ada di kondisi kemungkinan kedua,
bagaimana kalau jawabannya gini
“kalau kamu minta maaf, dari kemarin-kemarin aku udah maafin” -> titik. Jawaban seperti itu padahal sebelumnya diberi penjelasan A-Z duduk perkaranya ternyata dikasih jawaban gini, jadi bingung kan..
Ini tu dimaafin apa enggak ya?

Nah, ada hal yang kadang kita lupakan,
kembali ke paku dan hati

Ternyata, walaupun paku sudah tercabut dari hati
tetap saja ada bekasnya..

Ada lubang disana, tempat si paku itu pernah tertancap
Pakunya memang sudah tidak ada, sehingga kemungkinan kerusakan karena karat tidak ada.
Tapi ternyata lubang itu menjadi celah luka
celah luka yang hanya si korban yang tahu kapan celah luka itu dapat tertutup sempurna
bukan menjadi luka yang menganga sepanjang masa
yang jelas bekas paku itu pasti ada
membentuk celah luka sebagai betuk ‘sakit’ yang berbeda

So? apa yang harus kita lakukan ketika menjadi si-korban?
Teriakkan keras-keras pada diri bahwa
“Aku punya dinding hati yang begitu luas..
Sehingga, ruang kecil tempat paku itu hanyalah seonggok pasir di luasnya padang pasir, hanyalah sebuah buih di dalam samudera, hanyalah sebuah titik di dalam angkasa raya.

Aku masih punya bagian dinding hati yang lain yang begituuuuu luaaaass..
Bukan aku tak peduli, hanya saja itu tak jadi prioritas”

So? apa yang harus kita lakukan ketika menjadi si-pelaku?
Maaf adalah kunci pembuka,
lalu penambal dari lubang hati adalah penuhi hak-hak saudara dengan sepenuhnya
Ketika ucapan maaf tak berbalas semestinya
husnuzhanlah bahwa bliau butuh waktu

dan biarkan waktu yang menjawab, dengan iringan ikhtiar tentunya


Semua manusia (anak Adam) itu melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan itu ialah orang-orang yang suka bertaubat (Turmudzi dan Ibn Majah)


-10:53 PM, setelah baca ulang sent item jaman dulu di imel.  Sudahkah celah luka itu tertutup sempurna?-

O, Pahlawan Negeriku

Di masa pembangunan ini, Tuan hidup kembali. Dan bara kagum menjadi api (Chairil Anwar)

Kita selalu berkata kepada nurani kita ketika kita melewati persimpangan jalan sejarah yang curam
Seperti juga kita saat ini
Saat ini benar kita merindukan pahlawan itu
Karena krisis demi krisis telah merobohkan satu per satu sendi bangunan negeri kita
Negeri ini hampir seperti kapal pecah yang tak jemu-jemu dihantam gunungan ombak

Ditengah badai ini kita merindukan pahlawan itu
Pahlawan yang, kata Sapardi, “telah berjanji kepada sejarah untuk pantang menyerah”
Pahlawan yang, kata Chairil Anwar, “berselempang semangat yang tak bisa mati”
Pahlawan yang akan membacakan “pernyataan” Mansur Samin:

Demi amanat dan beban rakyat
Kami nyatakan ke seluruh dunia
Telah angkit di tanah air
Sebuah aksi perlawanan
Terhadap kepalsuan dan kebohongan
Yang bersarang dalam kekuasaan
Orang-orang pemimpin gadugan

Maka datang jugalah aku kesana, akhirnya
Untuk kali pertama
Ke Taman Makam Pahlawan, di Kalibata
Seperti dulu aku pernah datang kemakam para Sahabat di Baqi’ dan Uhud
Karena kerinduan itu
Dan kudengar Chairil Anwar seperti mewakili mereka

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami Cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Tulang-tulang berserakan itu
Apakah makna yang kita berikan kepada mereka?

Ataukah tak lagi ada wanita di negeri ini yang mampu melahirkan pahlawan?
Seperti wanita-wanita arab yang tak lagi mampu lahirkan lelaki seperti Khalid bin Walid?
Ataukah tak ada lagi ibu yang mau, seperti kata Taufiq Ismail di tahun 1966,
“merelakan kalian pergi berdemonstrasi.. kalian pergi menyempurnakan.. kemerdekaan negeri ini.”

Tulang-tulang berserakan itu. Apakah makna yang kita berikan kepada mereka? Ataukah seperti kata Sayyid Quthb, “Kau mulai jemu berjuang, lalu kau tanggalkan senjata dari bahumu?”
Tidak! Kaulah pahlawan yang kurindu itu. Dan beratus jiwa di negeri sarat nestapa ini. Atau jika tidak, biarlah kepada diriku saja aku berkata: jadilah pahlawan itu!

(Anis Matta, Mencari Pahlawan Indonesia)

Bukan hanya bulan kemenangan tapi juga kemerdekaan, bukan hanya bulan kemerdekaan tapi juga bulan kemenangan

Negeri para Anbiya…
seribu empat ratus dua puluh delapan tahun hijriyah yang lalu
17 Ramadhan 2 H
313 tentara kaum muslimin melibas 1.000 pasukan kafir Quraisy di Badar

Makkah..
seribu empat ratus dua puluh dua tahun hijriyah yang lalu

21 Ramadhan 8 H
10.000 pasukan kaum muslimin melakukan penaklukan Makkah secara damai

Yaman..
seribu empat ratus dua puluh hijriyah yang lalu

Ramadhan 10 H
Ali bin Abi Thalib bersama sepasukan tentara bertugas membawa surat dari Rasulullah. satu suku berpengaruh disana tanpa paksaan langsung menerima dan masuk Islam

Andalusia, Spanyol
seribu tiga ratus tiga puluh delapan tahun hijriyah yang lalu
Ramadhan 92 H
12.000 pasukan muslimin dapat menaklukkan 100.000 pasukan Raja Rhoderick
Diawali dengan pembakaran kapal-kapal yang diiringi kata-kata “Kita datang kesini tidak untuk kembali. Kita hanya punya dua pilihan, menaklukkan negeri ini dan menetap disini serta mengembangkan Islam atau kita semua binasa(syahid)”

Khurasan..
Seribu tiga ratus satu tahun hijriyah yang lalu
Ramadhan 129 H
keberhasilan dan kemenangan da’wah Bani Abbas dibawah kepemimpinan Abu Mulim Al-Khurasany

Palestine..
Delapan ratus empat puluh enam tahun hijriyah yang lalu
Ramadhan 584 H
Shalahuddin al-Ayubi memperoleh kemenangan besar-besaran atas pasukan Salib Eropa
Tentara Islam menguasai daerah-daerah yang sebelumnya diduduki orang-orang Kristen
Setelah sebelumnya memporak-porandakan kekuatan pasukan Salib di bawah komando Raja Richard  (Richard The Lion Heart) III dari Inggris yang akhirnya  bertekuk lutut di hadapan Shalahuddin al-Ayubi yang gagah
Kemenangan itu mengakhiri cengkeraman kekuasaan pasukan Salib atas bumi Palestina


Jakarta, Indonesia…
9 Ramadhan 1364 H
17 Agustus 1945 tahun masehi yang kita kenal secara kental
deklarasi kemerdekaan atas nama Proklamasi digaungkan di negeri ini
Pengibaran sang merah putih manjadi pertanda sejarah baru mulai terukir
Indonesia raya mengalun sampaikan pesan-pesan kemerdekaan

Bandung..
Ramadhan 1430 H
Akankah sejarah Ramadhan biasa-biasa saja??
Mana karya?
Mana Makna?

Ramadhan seharusnya menjadi salah satu puncak kesuksesan bagi seorang pejuang

-Agustus 2009, Ramadhan 1430 H-

Amandel

Belakangan ini, disamping musim w*l*m*h*n ternyata juga lagi musim sakit
Orang di depan, di kanan, di kiri,dimana-mana deh,
jadi pada satu suara yaitu “uhuk-uhuk” dan “Hatchi”
Awalnya biasa saja karena tapi karena tiap hari “digituin” -baca: disuguhi batuk2 dan bersin2″ akhirnya nggak kuat juga
*Sampai di koran PR, Gubernur JaBar mengingatkan masyarakat untuk tidak panik. Ini bukan wabah Flu Babi tetapi Flu biasa.

Dan perjalanan dimulai dengan panas tubuh meninggi..
Rasanya malas sekali pergi ke dokter kecuali keadaan sangat mendesak dan tidak bisa lagi ditangani sendiri
Alhasil waktu malam suhu badan meninggi yang dilakukan adalah minum air sebanyak2nya untuk menurunkan panas tubuh
Alhamdulillah berhasil ternyata..
Paginya suhu tubuh udah turun walaupun ditebus dengan mata mengantuk karena sepanjang malam bolak balik ke kamar mandi tiap satu jam. Tapi nggak papalah

TIPS 1: Perbanyak minum air putih untuk menurunkan demam

Udah, lumayan? eh jadi batuk pilek
*ketularan siapa ini…
Nah, setelah minum obat batuk..
kondisi lumayan baik

TIPS 2: Mau Batuk/pilek cepet sembuh? Minum OBat, Kalau mau yang alami silahkan emut Jahe (Tapi, rasakan ‘sensasinya’)

begitu udah mau reda batuknya, main deh ke rumah Tante
dan situasi-kondisi begitu ‘tepat’
Disana mau ada arisan Sumsel
otomatis makanan pun bergelimpangan
(termasuk pempek dan sanjay yang menjadi tersangka utama pada kasus utama)
Pempek adalah suatu jenis makanan yang senantiasa menggoda untuk dihabiskan begitu melihatnya!

Akhirnya karena menganggap batuk udah sembuh, dilahaplah itu pempek sebagai makanan pertama hari itu (karena sebetulnya lg males bgt makan)
dan..
ternyata ada Sanjay juga disana
Subhanallah..Lengkaplah semua cobaan..
Sanjay adalah keripik singkong asal Sumatera barat yang dibaluri sambal berwarna merah yang kental dan itu juga salah satu makanan favorit!

iya, hanya dua hal itu sebetulnya yang dimakan tapi ternyata…
malam-malamnya jadi nggak enak tidur.
Kenapa coba?
Ternyata Agtri melupakan radang amandel yang menjadi raksasa tidur selama ini
Amandel ini memang sudah lamaaa sekali tidak kambuh dan kalo kambuh itu dulu ketika masih kecil kalo kebanyakan minum air dingin, makan es krim sama makan cokelat
*makanya nggak terlalu doyan ketiga hal tersebut
dan..
melupakan Pedas yang bisa jadi pemicu kambuhnya raksasa tidur ini!
Karena pas udah gede, pedas biasanya hanya mempengaruhi pencernaan saja
tapi kali ini diagnosa salah. *diagnosaa??

TIPS 3: Jangan makan hal-hal yang pedas, berminyak berlebihan, ataupun hal-hal dingin ketika tenggorokan  belum dalam keadaan baik

Baiklah, ini adalah sesi untuk berbagi tentang Amandel
Amandel (tonsil) adalah tumpukan lapisan seperti tisu yang terletak pada sisi kerongkongan bagian belakang. Amandel merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh, yang didesain untuk melindungi kita dengan menjebak bakteri atau virus yang berusaha masuk ke tubuh kita melalui mulut.

Namun, infeksi yang terjadi terkadang sangat sering terjadi sehingga amandel tak sanggup menghadapinya. Celakanya, perlawanan yang dilakukan oleh amandel justru menginfeksi dirinya sendiri, hal ini yang disebut radang amandel.

Radang amandel biasanya disebabkan oleh virus yang juga penyebab sakit flu biasa. Bisa juga disebabkan oleh bakteri tertentu. Sebagai contoh, strep throat, sejenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang disebut streptokokus.

Jika kamu memiliki amandel yang sehat, kamu mungkin tak menyadari mempunyai amandel meski melihat bagian belakang kerongkongan dengan kaca. Amandel menjadi lebih mudah dilihat saat seseorang mengalami radang amandel karena akan membengkak dan berwarna merah.

Berikut beberapa tanda-tanda radang amandel:
1. Sakit pada kerongkongan dan mudah berubah menjadi parah (Betul sekali)
2. Membengkaknya amandel (Yang ini juga)
3. Membengkaknya kelenjar di leher
4. Amandel berubah menjadi merah (Yuph)
5. Berubahnya suara (Betul, betul..)
6. Titik putih pada amandel (Kalo disenterin iya)
7. Demam (betul sekali)
8. Sulit menelan (ini yang paling nggak enak)

Untuk perawatan dan pengobatannya dilakukan beberapa langkah sebagai
berikut :
– Diusahakan untuk
minum banyak air atau cairan seperti sari buah, terutama selama demam.
Jangan minum es, sirop, es krim, makanan dan minuman yang didinginkan, gorengan, makanan awetan yang diasinkan, dan manisan.
Berkumur air garam hangat 3-4 kali sehari.
– Menaruh kompres hangat pada leher setiap hari.
– Diberikan
terapi antibiotik (atas petunjuk dokter) apabila ada infeksi bakteri dan untuk mencegah komplikasi.

Ya, itu hal-hal terkait dengan amandel
dan berdasarkan pengalaman selama ini amandel itu seperti panas dalam
dan dulu, kalau amandel sedang kambuh yang jadi obat adalah biji selasih yang diseduh bersama gula batu
InsyaAllah setelah minum selasih dan gula batu amandel jadi mengempis seperti biasa

TIPS 4: Minum seduhan biji selasih dan gula batu bagi penderita Amandel

Dan,
memang sebagian besar penyakit datang karena makanan

Jadi, waspada dalam memilih makanan

*Sekian sesi berbagi tentang kesehatan, kalau ada yang tidak tepat dari tulisan diatas, wajar!

karena Agtri bukan Bu dokter atau anak farmasi tetapi calon insinyur planologi 🙂

Previous Older Entries Next Newer Entries