8 Desember 2009

Musashi memillih jalan pedang bagi kehormatan dan harga diri
Ia jadi legenda dan orang berdecak kagum, dulu
dan sekarang saat membawa pedang dikeramaian
hanya mengundang keheranan dan kegelian

Pilihan lebih mencengangkan ialah ‘Jalan panah Antarah bin Syaddad’.
Satu dari tujuh pemilik pusisi panjang yang terpampang di pasar Uqazh, Mekkah ini, bertahun-tahun berjuang sendirian untuk mendapatkan kekasihnya Anlah dan selalu dihalangi.
Akhirnya setelah berhasil mengambil 100 unta paling mahal dari suku paling ganas dan ahli perang, sebagai syarat yang diajukan wali Ablah ia menggapai impiannya.

Pitung, jampang, Lagoa, Robin Hood dan kawan-kawan dengan semua kebesaran itu, mungkin juga menuai kutukan bahkan sesalan.
Paling tidak dari penjajah yang mereka repotkan.
Semua punya prinsip dan punya rasa sayang pada sesama.

Muhammad Toha bukan kekecualian, Bujang Bandung ini sirna bersama gudang mesiu kolonial Belanda yang diledakkannya.
Tetapi tak seorangpun diantara anak bangsa ini yang menggerutui Toha.

Diseberang sana, para penjajah juga membanggakan orang uang paling dikutuki bangsa jajahan. Van Mook, Daendels, atau Westerling di sini, atau Magelhan di Maharlika.
Mereka, pahlawan dari pihak penjajah dan bangsa jajahan -jadi simpul dua kekuatan saling tarung dan meilhat dari dua sudut berseberangan.

“Ekstrimis, teroris!” Kata yang merasa diganggu.
“Pahlawan!”. Kata yang merasa dibelas atau bernasib sama, sama-sama dijajah, dizalimi, dipinggirkan.
Dibenci atau disanjung, kedua belah pihak punya tujuan dan menjadikan jalan pedang, jalan panah, jalan bom sebagai bahasa paling fasih yang dapat mereka bunyikan.

Apakah mereka semacam bangsa Palestina yang telah lebih dari setengah abad dijajah Zionis ISrael tak lebih berhak untuk itu?

Bush, Blair, Sharon, Hawk juga menggunakannya, dengan pretensi mereka yang berhak, yang lain tidak.
Mereka masyarakat berada, yang lain biadab,
mereka moralis, yang lain teroris.
Yahudi bangsa pilihan Tuhan dan Palestina bangsa kutukan-Nya.
Merekapun dikucilkan, divonis sebagai bangsa teroris
serta dijajah saat kolonialisme menjadi barang kuno yang sangat tercela.

(Ust.Rahmat Abdullah, Warisan Sang Murabbi Pilar-pilar Asasi)

8 Desember 2009, Intifhadah ke-22

Sesungguhnya Allah mempunyai bejana-bejana dari penduduk bumi. Dan bejana-bejana Tuhanmu ialah hati hamba-hamba-Nya yang shalih. Yang paling disukai ialah yang paling lembut dan halus. (HR. Thabrani)

Pertanyaan dengan Beragam Alternatif Jawaban

Kalau jam segitu itu, di depan rumah biasanya rame sama anak-anak tetangga yang lagi main..

Ada -ada saja yang lakukan, yang paling sering ya..
bermain peran..
Bermain peran?
Ya, mereka biasa memerankan sedang belajar di sekolah, dimarahin ibu di rumah, jadi dokter-dokteran, bahkan jadi artis yang kemarin sinetronnya mereka tonton

Hari ini mereka belajar bersama (walaupun ternyata belajarnya paling 10′ dan sisanya.. ya lari-lari dan teriak-teriak kesana kemari..)

Dari kamar bisa terdengar jelas ketika ada salah seorang yang berperan sebagai guru membacakan pertanyaan yang harus dijawab teman-teman yang lain..
Hm.. sepertinya si ibu guru cilik ini mengambil pertanyaan dari buku LKS (Lembar Kerja Siswa ya kalau tidak salah.. Jaman SD sampai SMA masih pakai yang kayak beginian perasaaan..)
Nah yang menarik adalah pertanyaan-pertanyaan yang dibacakan oleh si ibu guru. Dari 10 pertanyaan yang dibacakan, dan ada 3 pertanyaan yang menurut agtri ‘menarik’

1. Benda yang terdapat di kamar mandi adalah:
a. sikat gigi b. payung c. baju

2. Benda yang terdapat di ruang tamu adalah:
a. kursi b. lemari es   c. televisi

3. Benda yang digunakan untuk membersihkan kotoran adalah:
a. sapu b. buku c. koran

Ada yang aneh dari pertanyaan-pertanyaan ini?
Dahulu ketika kita seusia mereka di  Sekolah Dasar barangkali pertanyaan-pertanyaan ini bukan sesuatu yang harus dikatakan ‘sulit’.
Toh kita pasti akan memberikan jawaban A untuk semua pertanyaan.
Kunci jawaban dan jawaban ‘kebiasaannya’ seperti itu bukan?

Tapi coba kita berhenti sejenak
dan coba bandingkan pertanyaan dari LKS yang dibuat untuk bisa digunakan dari sabang sampai merauke, dari perkotaan sampai pedesaan,
dari sekolah jutaan sampai sekolah pinggiran..
Apakah pertanyaan multiple choice seperti ini bisa ‘merangkul’ semuanya?

Pertanyaan pertama, benda apa yang terdapat di kamar mandi?
(Nanti, pada coba masuk ke kamar mandi ya..)

“Hm.. Benda apa yang ada di kamar mandi?
Kayaknya siy sikat gigi,
Tapi bentar-bentar..”

Bukankah akan membingungkan bagi seorang anak ketika dia masuk kamar mandi ternyata ketiga pilihan itu ada di kamar mandinya selama ini..
1. Sikat gigi (ya.. tentu saja, hampir seluruh keluarga pasti menyimpan sikat gigi di kamar mandi)
2. Baju.
Loh.. tapi ko baju juga ada di kamar mandi ya?
Pikir sang anak..
Jangan bayangkan setiap anak tinggal di rumah gedongan yang di setiap kamarnya ada fasilitas kamar mandi sendiri-sendiri.
Di negeri kita ini kebanyakan kamar mandi bergabung dengan tempt mencuci baju (bahkan mencuci piring)?
Itu pun berarti sudah beruntung ketimbang harus ke MCK bersama atau ke sungai
Betul tidak?
Maka jangan heran sang anak akan kebingungan menjawab pertanyaan ini karena ternyata di kamar mandinya selain ada sikat gigi juga banyak baju rendaman ibunya untuk dicuci nanti..
3. Payung. Belum lagi.. kalau ternyata space untuk menggantung sekaligus  mengeringkan payung di musim hujan cuma ada di kamar mandi. Ya, si payung akan sering bertengger dimusim hujan di kamar mandi sang anak.
Lengkaplah kebingungan sang anak..

Pertanyaan kedua, benda apa yang terdapat di ruang tamu:
– Buat anak yang di rumah gedongan:
“loh ko’.. ada dua jawaban benar ya? ah.. barangkali itu kurang ‘kecuali’..
Di ruang tamu memang ada televisi dan lemari es. Toh hampir disetiap ruangan di rumahku juga ada yang kek gini.
Nah.. kalo kursi baru gak ada keknya..
kan kalau di ruang tamu ada-nya sofa bukan kursi..”

Singkat cerita sesuailah jawaban si anak gedongan dengan kunci jawaban yang ada. Padahal..

– Buat anak yang dalam kondisi sebaliknya:
“bingung ih..
Ruang tamu? haha, boro-boro ruang tamu.
Ruang keluarga, dapur, tempat tidur ya disana-sana juga..
Terus yang mana ya jawabannya?
kursi? ada kayaknya
lemari es? jelas donk, kan buat emak jualan es lilin dan es batu ke tetangga
televisi? nah ini yang gak ada..
Hmm.. kayaknya pertanyaannya kurang ‘kecuali’ deh..
Ya udah pilih televisi aja kalau gitu”

Singkat cerita, tidak samalah jawaban anak ini dengan kunci jawaban. Padahal…

Pertanyaan ketiga, benda apa yang digunakan untuk membersihkan kotoran:
Duh..
ini pertanyaan paling membingungkan untuk dijawab
Sapu? ya jelaslah ya..
Koran? Pernah ngebersiin kaca pakai koran? Pernah ngelap debu pakai koran?
So, jawaban ini bisa bener juga kan..
Buku? ya yang ini juga sebenernya bisa juga kalau kepepet.. Tapi ya udahlah anggep aja enggak.

Tapi tetap saja, ada hal yang dianggap remeh oleh para pendidik..
Jujur saja, kita selama ini seringkali dibentuk dengan satu jawaban pasti dan menutup kreativitas untuk bisa menemukan alternatif-alternatif jawaban lainnya.
Dalam ilmu pastipun kita terbiasa dan terpola untuk menggunakan rumus instant yang memang sudah umum digunakan.
Tidak heran bahkan ketika SPMBpun, yang Agtri lakukan adalah menghapal rumus-rumus
Bimbingan belajar pun mengajarkan berbagai rumus cepat
Bagus memang,
tetapi tidak tahan lama

Masuk kuliah, ketemu kalkulus
*brak
beberapa anak biasanya terhantam
Pakai rumus ini ko gak bisa, yang ini juga
Padahal memang harus paham konsepnya bukan hapal rumusnya..

Itulah mengapa pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibacakan ibu guru cilik mengingatkan kembali tentang kualitas pendidikan negeri kita saat ini.
Bahwa, ya.. itulah mengapa kualitas setiap orang bisa amat jauh berbeda tergantung dimana dia bersekolah. Kalaupun ada “anak istimewa”, ya itu memang anugerah baginya

So? How?

*belum berani menjawab, karena belum membuktikan.. 🙂
Cuma berharap keputusan ttg UN segera keluar

Nah tentang berpikir luar biasa, ada dua kasus yang patut menjadi contoh
Pikirkanlah beragam alternatif untuk menyelesai masalah, tapi jangan lupa untuk “Make It Simple..”


Kasus 1:
kasus kotak sabun yang kosong,

yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar diJepang.
Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) kosong.
Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman.
Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong.

Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong.
Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.

Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang
rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda.
Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan.
Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.

Easy? Yuph..

Kasus 2

Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol,karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena.
Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar.
Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai
dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.

Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia?
Mereka menggunakan pensil!

🙂

Pisau aja tumpul kalo gak diasah..

Ayo mengasah otak sambil beristirahat..
Lagi sibuk sama tugas-tugas besar akhir semester?
Siap-siap untuk UAS?
Bosen dirumah liat berita bank century semua? (Piss ah)

Ini lah saatnya..
Coba untuk jawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini:

1. Khalid menghadiri sebuah acara.
Didalam acara tersebut Khalid hanya bersalaman dengan orang yang ia kenal.
Didalam ruangan tersebut terjadi 12 kali salaman (termasuk yang dilakukan khalid).

Pertanyaannya berapa orang yang Khalid kenal diruangan tersebut?

2. Ada 3 orang yang mengikuti kontes (sebut saja A, B, dan C).
Mereka akan mendapatkan hadiah menggiurkan jika berhasil menjawab apa warna topi yang dirinya pakai.
Jadi, ada 5 buah topi, 2 biru dan 3 merah.
Mereka dibariskan berbanjar sehingga seseorang hanya bisa melihat topi orang yang ada didepannya.
B hanya bisa melihat topi A, C bisa melihat topi A dan B, sedangkan A tidak bisa melihat topi B dan C.
Lalu topi yang ada dipakaikan acak ke 3 orang tersebut.
Hingga detik-detik terakhir tidak ada yang bisa menjawab sampai akhirnya pada detik terakhir A berhasil menjawab apa warna topi yang Ia pakai dengan benar.

Pertanyaannya: apakah warna topi yang A pakai? lalu bagaimana ia bisa mengetahuinya?

3. Dalam sebuah kontes, peserta diminta untuk memanggang 15 tusuk sate. Satu kali memanggang tempat memanggangnya hanya cukup untuk 10 tusuk sate.
Satu tusuk sate baru akan matang setelah dipanggang selama 10 menit. Sedangkan peserta hanya diberikan waktu 15 menit untuk berhasil memanggang semua sate tersebut.

Pertanyaannya: bagaimana caranya agar ke 15 tusuk sate tersebut berhasil matang dalam waktu 15 menit?

4. Ada sebuah buku yang terdiri dari 1.000 halaman.
Di halaman pertama tertulis “satu halaman berbohong”, dihalaman kedua tertulis “dua halaman berbohong”, dihalaman ketiga tertulis “tiga halaman berbohong”, seterusnya sampai halaman keseribu juga tertulis “seribu halaman berbohong”.

Pertanyaannya, halaman keberapa yang tidak berbohong?

5.Jika; 1=5, 2=25, 3=125, 4=625, maka 5=…..?

6.Jika 9=6, 8=7, 7=3, maka 1=…..? (petunjuk: kalkulator)


*Kalau soal UN matematika seperti ini, pada dukung atau tolak UN ya? 🙂

Ngangkot..

Hmm.. banyak orang menganggap bahwa sarana tempat mendapatkan informasi adalah televisi dan internet..
Tetapi, menurut agtri ada satu lagi sarana yang bisa membuat kita bisa mendapatkan buanyakk sekali informasi
Apakah itu?
Jawabnya angkot..
alias angkutan kota

Kenapa gitu?

pengen tahu apa lagu terbaru yang lain nge-trend? naiklah angkot
pengen tahu skor bola tadi malam? naiklah angkot
pengen tahu gimana trend baju anak muda yang lain marak? naiklah angkot
pengen tahu gimana model jilbab yang lagi digandrungi? naiklah angkot
pengen tahu tempat nongkrong paling digemari anak jaman sekarang? naiklah angkot

Yuph, naiklah angkot, maka kita akan menemukan realita yang tengah berkembang..

Bisa dilihat, gimana ‘ngotot’nya orang-orang untuk duduk dekat pintu masuk tanpa sadar menghalangi orang yang baru akan naik..
Bisa ditemui, gimana perilaku orang-orang ketika ibu2 dengan bawaan kardus dan keranjang sayur yang segitu banyak tak dibantu tapi hanya diterima melalui kerlingan mata..
Bisa dijumpai, gimana perilaku penumpang dan supir yang saling bersitegang karena perkara duit 500 perak..
Bisa diperhatikan, gimana tingkah laku remaja putri dengan pakaian pendek yang menyulitkan diri sendiri ketika akan naik, duduk, dan turun angkot. Tangan yang satu sibuk membawa tas sembari tangan lainnya sibuk menarik pakaian seolah bisa membuatnya menjadi lebih layak..
Bisa dirasakan, gimana perilaku para pengemudi angkot yang saling kebut untuk mendapatkan penumpang lebih banyak, dilain waktu saling berlama-lama berhenti ditepi jalan tanpa terlihat siapa yang sebenarnya yang ditunggu..

Huffh.. tak adakah ibrah indah yang bisa ditemui dari angkot?
terutama pengemudinya?
Ndak juga ternyata,,

Beberapa hari yang lalu dalam perjalanan menuju tepat aktivitas yang hanya 10 menit perjalanan itu..

di belokan sumur bandung, simpang dago, “Ibu, ini kembaliannya, 2.500 saja kalau dari sana mah..”
tak hanya sekali itu,
digerbang belakang kampus ketika dua orang mahasiswa turun..

“Udah Den, seribuan aja kalau dari gandok..” dan dari 3 lembar uang seribuan itu, hanya dua lembar yang diambil beliau..
dan.. lebih terenyuh lagi ketika di gerbang depan kampus ketika turun dan memberikan ongkos yang tak seberapa itu, aku terdiam menunggu apa yang akan bliau katakan.. apakah kurang? bukan..
Beliau mengatakan
“Hatur nuhun Neng..”

Uang tak seberapa yang bisa jadi sangat berharga bagi mereka..

Dan terlebih, sikap Bapak sopir itulah yang memberikan pesona hingga tulisan ini ter-publish juga

Subhanallah..
Mungkin bapak sopir tersebut tidak tahu bahwa aura positif yang beliau keluarkan di pagi hari itu menjadi energi positif bagi orang-orang disekitarnya termasuk untukku..

Dan memang seperti itu, kadang senyuman ramah dari kita menjadi cahaya bagi yang sedang berduka..
Kadang jabat tangan erat tanda persaudaraan menjadi penguat bagi yang sedang lemah
kadang ciuman di pipi dengan sepenuh hati bisa menjadi energi bahwa kita tak sendiri

Intinya,
1. sebarkan aura positif dimana-mana.. Jauhi mengeluh..
dan
2. GUNAKANLAH PUBLIC MASS TRANSPORTATION

contohnya ya pakai angkot ini..
Bumi ini sudah terlalu jenuh dengan manusia-manusia yang egois membuang logam berat setiap harinya hanya untuk keperluan dirinya sendiri..
Mosok mobil pribadi dengan kapasitas 5-8 orang digunakan hanya untuk 1 orang?
Sayangkan..
Lagian banyakkan  ‘informasi’ yang bisa didapatkan dari angkutan umum 🙂

*Hm.. jadi pengen bikin tulisan tentang public mass transportation

[Duh.. nulis apa siy agtri..  Gini nih kalau udah lama nggak nulis..
Semua hal ingin ditulis tapi jadi malah bingung sendiri..]

S P A S I

Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda?
dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?

Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak?
dan saling menyayang bila ada ruang?

Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan,
tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.

Napas akan melega dengan sepasang paru-paru yang tak dibagi.
darah mengalir deras dengan jantung yang tidak dipakai dua kali.

jiwa tidaklah dibelah, tapi bersua dengan jiwa lain yang searah.
jadi jangan lumpuhkan aku dengan mengatasnamakan kasih sayang.

Mari berkelana dengan rapat tapi tak dibebat.
janganlah saling membendung apabila tak ingin tersandung.

pegang tanganku, tapi jangan terlalu erat,

karena aku ingin seiring bukan digiring

-dee @Filosofi Kopi-

Negeri Merah Jambu: Memilih Reptil..

cicak-versus-buaya

Cinta-an mana? Sama CICAK atau BUAYA?

Hufhh..
Kenapa kondisi memaksa untuk memilih?
Seolah ketika yang satu benar maka yang lain pasti salah

Bukankah, Pendapat saya mungkin benar, tetapi bisa salah
Pendapat dia salah, tetapi mungkin saja benar
?

Jadi… Mana ini wasitnya?
Yach, jangan tanya MANA wasitnya..
Pertanyaan SIAPA wasitnya saja belum terjawab!

(Lagi-lagi “dalang”nya  makin keras  tawanya melihat kita tanpa sadar saling menggembosi satu sama lain.. oh, negeri merah jambu.. Kapan warnamu akan kembali sesuai hakikatnya..)

===================================================

Takkala tak ada lagi kesempurnaan

dimana Merah-nya tak lagi menyala

dan Putih-nya yang tak lagi bersuci

Paling tidak perpaduan keduanya

kuharapkan bisa menghadirkan warna cinta, Merah Jambu

dihati rakyat dan pemuda

taklupa juga beserta para penguasanya

Mencari ukhuwah?

Dimanakah letak ukhuwah?
Apakah ketika kita sedih maka ada saudara-saudara disamping kita setiap saat?
Apakah ketika kita gundah maka ada saudara-saudara disekitar kita yang mampu untuk mengerti?
apakah ketika kita menangis maka ada saudara-saudara disekitar kita yang akan hapus lara itu?


Ya, ukhuwah memang menawarkan hal itu
Ya, ukhuwah memang menjanjikan hal tersebut

Tapi apakah kita akan menjadi lemah ketika hal tersebut ternyata tak seindah impian?
Tapi apakah kita akan menjadi lelah dan larut dalam kesedihan berkepanjangan?
Tapi apakah kita akan menuntut orang lain untuk tunaikan kewajiban?
Tapi apakah kita akan kalah dalam keterbatasan?

setiap kita pasti pernah merasakan lemah
Setiap kita pasti pernah merasakan gundah
setiap kita pasti pernah merasakan sedih

ukhuwah memang cara ampuh untuk bantu percepat kesembuhan semua itu
Tapi..
Jangan,
jangan berharap kasih
jangan berharap pengertian
jangan berharap perhatian
jangan berharap kemudahan
jangan mengharapkan semua itu pada manusia dengan dalih persaudaraan
berharap kepada manusia hanya akan membuat kita kecewa..

Mungkin itu adalah ujian dari-Nya
agar kita tak lagi menuhankan selain Ia

bahwa mungkin kita terlalu bersandar kepada manusia dan melupakan
bahwa Ia lah yang menggenggam seluruh jiwa
yang mengikatkan semua hati-hati kita

Mintalah petunjuk dari-Nya tentang ukhuwah..
dan niscaya engkau akan mendapatkannya..

“dan Dia(Allah) yang mempersatukan hati(orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua(kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sungguh, Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana” (Al-Anfaal: 63)

Ia adalah tentang hati-hati yang terikat
tentang do’a-do’a yang rumit kait mengait

Ia rumit, namun nyata dalam ungkapan sederhana
Ia rumit karena ia adalah iman yang merupa makna

Dari Hudzaifah.org, dalam surat Al Hujurat (QS 49) Allah SWT memaparkan 7 kiat bagi kita untuk menangkal virus-virus ukhuwwah yang bisa menghancurkan shaf ukhuwwah yang telah dibina:

1. Tabayyun
mencari kejelasan informasi dan mencari bukti kebenaran informasi yang diterima (QS 49:6)

2. ‘Adamus Sukhriyyah
tidak memperolok-olokkan orang atau kelompok lain(QS. 49:11)

3. ‘Adamul Lamz
tidak mencela orang lain  (QS. 18:28)

4. Tarkut Tanabuz
meninggalkan panggilan dengan sebutan-sebutan yang tidak baik terhadap sesama muslim (QS 49:11)

5. Ijtinabu Katsirin minadzdzan
Pada dasarnya seorang muslim harus berbaik sangka terhadap sesamanya, kecuali jika ada bukti yang jelas tentang kesalahan tersebut (QS 49:12)

6. Adamut Tajassus
tidak mencari-cari kesalahan dan aurat orang lain (QS 49:12)

7. Ijtinabul Ghibah
Ghibah sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah SAW adalah menceritakan keburukan dan kejelekan orang lain. Ketika seseorang menceritakan kejelekan orang lain, maka ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, jika yang diceritakannya benar-benar terjadi maka itulah ghibah. Kedua, jika yang diceritakannya itu tidak terjadi berarti ia telah memfitnah orang lain. Begitu besarnya dosa ghibah, sampai Allah SWT menyamakan orang yang melakukannya dengan orang yang memakan bangkai saudaranya sendiri

Karena pada dasarnya give and give.. Ketika ita merasakan kecewa dengan kesendirian, tanyalah kembali kepada hati.. Apa yang sudah kamu berikan sehingga layak untuk mendapatkan??

Saudara kita bukan ahli pembaca pikiran orang lain, jika memang membutuhkan sesuatu, maka beritahulah..

Karena sulit menemukan yang seperti Imam Syafi’i di masa kini.. yang menangis ketika ada saudaranya yang meminta bantuan.. yang beliau berkata “tidak seharusnya saudaraku meminta langsung padaku, padahal nampak jelas dari matanya membutuhkan bantuanku”

(tulisan yang sempat ke-pending, tetapi sepertinya tetap harus di-publish)

Mewarnai Kanvas

Tidakkah langit menyimpan pinta..
ketika sesosok jiwa,
ditiupkan ruh ke raganya..

Adakah harapan agar yang tercipta,
jadi memiliki daya?


Mungkin.. bukan Abdullah bin zubeir yang dalam hamil tua Asma,
dibawa menuju masa depan yang entah dengan ketidakpastian macam apa
Mekah menuju madinah kala itu bukan jalan bebas hambatan dengan perjalanan tiga jam saja..
Lautan gunung pasir, kadang berkerikil ataupun gunung batu nyata dihadapan

Sehingga sangat layaklah liur pertama yang masuk dalam dirinya adalah dari sang Rasul mulia..

Mungkin.. tidak sanggup se-selektif Ibunda Syafi’i,
dengan membalik tubuh kanak-kanaknya
coba mengeluarkan makanan yang akan menjadi syubhat bagi dirinya..

Sehingga layaklah Ia menjadi Mufti di usia kelima belasnya
Yang kala shaum ia malah minum di hadapan para muridnya yang lantas bertanya,
dan dengan polosnya.. ia berkata,
“Aku belum wajib berpuasa..”


Mungkin.. tidak pula setangguh Khansa,
yang mendidik para putranya untuk menjadi para mujahid yang rindu syahid

Sehingga ketika ditinggal putra terakhirnya ia menangis,
bukan, bukan karena duka..
tetapi ia malah berkata,
“…Mereka telah berbahagia di surga. Yang ku sedihkan, kini tak ada lagi putra yang dapat kupersembahkan untuk menjadi syuhada”

Mungkin..
mungkin tidak bisa seelok mereka,
melukiskan kanvas putih dengan warna seindah pelangi

Tapi aku belajar para mereka..
bahwa

Seorang anak patut diajarkan perjuangan walaupun masih dalam kandungan..
Seorang anak patut dijauhkan dari syubhat agar akalnya bisa cemerlang..
Seorang anak patut dibentuk pemikirannya agar hidup mulia dan bertemu dengan-Nya sebagai syuhada..

[Karena perempuan adalah madrasah peradaban.. Teriring cita-cita agar tak ada lagi generasi yang mencintai narkoba, tak ada lagi generasi gemar hura-hura, dan cukup, tak ada lagi generasi seperti miyabi.. ]

Iman-Ukhuwah

Yang di hati tersembunyi,
lisan bisa berdusta,
dan ‘ibadah bisa pura-pura..

Maka Sang Nabi meletakkan banyak ukuran iman dalam KUALITAS HUBUNGAN KITA dengan SESAMA:

berkata yang baik atau diam..
memuliakan tamu..
tak menyakiti tetangga..
amannya sesama dari gangguan lisan dan tangan..
jujur..
amanah..
tepat janji..
tak menggunjing..
tak memfitnah..
saling mencinta.
dan akhlaq mulia

Ya Allah, jaga iman kami dengan ukhuwah..

(Taken from: status FB kang Salim A.Fillah)

Vitalitas

Pernahkah merasa lelah ketika orang-orang disekitar kita semakin banyak dan sering mengeluh?
Pernahkah merasa ingin mundur ketika orang-orang disekitar kita mulai tak searah?
Pernahkah merasa tidak bisa lagi bertahan ketika orang-orang disekitar kita semakin aneh tak terkendali?
Pernahkah merasa tak peduli lagi ketika ucapan dan tindakan tak lagi digubris dan diperhatikan?


Jika itu yang saat ini terjadi, marilah kita buka kembali perbekalan yang dulu pernah kita persiapkan..
Vitalitas (Mencari Pahlawan Indonesia),  Ust. Anis Matta

Para pahlawan mukmin sejati selalu unggul dalam kekuatan spiritual dan semangat hidup. Senantiasa ada gelombang gairah kehidupan yang bertalu-talu dalam jiwa mereka. Itulah yang membuat sorot mata mereka selalu tajam, di balik kelembutan sikap mereka. Itulah yang membuat mereka selalu penuh harapan, di saat virus keputusasaan mematikan semangat hidup orang lain. Itulah vitalitas.

Tidak pernahkah kesedihan menghinggapi hati mereka? Tidak ada jalan bagi ketakutan menuju jiwa mereka? Pernahkah mereka tergoda oleh keputusasaan untuk mengundurkan diri dari pentas kepahlawanan? Adakah di saat-saat dimana mereka merasa lemah, cemas, dan tidak mungkin memenangkan pertarungan?

Para pahlawan itu tetaplah manusia biasa. Semua gejala jiwa yang dirasakan oleh manusia biasa juga dirasakan para pahlawan. Ada saat dimana mereka sedih. Ada saat dimana mereka takut. Jenak-jenak kelemahan, keputusasaan, kecemasan dan keterpurukan pun pernah menderita jiwa mereka.

Akan tetapi, yang membedakan para pahlawan adalah bahwa mereka selalu mengetahui bagaimana mempertahankan vitalitas, bagaimana melawan ketakutan-ketakutan dan kesedihan-kesedihan, bagaimana mempertahankan harapan di hadapan keputusasaan, dan bagaimana melampaui dorongan untuk menyerah dan pasrah di saat kelemahan mendera jiwa mereka. Mereka mengetahui bagaimana melawan gejala kelumpuhan jiwa.

Vitalitas hidup biasanya dibentuk dari paduan keberanian, harapan hidup, dan kegembiraan jiwa. Namun, ketiga hal ini dibentuk oleh paduan keyakinan-keyakinan iman dan talenta kepahlawanan dalam diri mereka. Dari sini saya kemudian menemukan bahwa para pahlawan mukmin sejati selalu memiliki tradisi spiritualitas yang khas. Mereka mempunyai kebiasaan-kebiasaan khas yang dibentuk oleh keyakinan yang unik terhadap keghaiban. Dengan cara itu, mereka mempertahankan keyakinan mereka pada pertolongan Allah dan harapan akan kemenangan. Dengan cara itu, mereka mempertahankan stamina perlawanan yang konstan. Kebiasaan-kebiasaan yang khas itu biasanya berbentuk ibadah mahdhoh, tetapi biasanya disertai juga dengan perilaku-perilaku tertentu yang sangat pribadi. Misalnya contoh berikut ini:

Dalam suatu peperangan. Kaum Muslimin menemukan betapa kekuatan Ibnu Taimiyah melampaui para mujahidin lainnya. Merekapun menanyakan rahasia kekuatan itu pada Ibnu Taimiyah. Beliau menjawab, “Ini adalah buah dari Ma’tsurat yang selalu saya baca di pagi hari setelah shalat subuh sampai terbitnya matahari. Saya selalu menemukan kekuatan yang dahsyat setiap setelah melakukan wirid itu. Tapi, jika suatu saat saya tidak melakukannya, saya akan merasa seperti lumpuh hari itu.”

Ya, begitulah, selalu ada ibadah andalan yang membuat mereka berbeda dan menjaga mereka dari keterpurukan.
Ibadah andalan itulah yang semoga bisa menjadi pembeda
yang membuat mata hati ini tetap terjaga agar dapat dengan cermat membedakan mana yang benar dan mana yang salah

dan saudaraku,
Memang hanya Allah-lah satu-satunya yang membuat kita bertahan dijalan ini,
dan memang hanya Allah-lah yang memiliki kendali atas diri apakah hidayah ini akan terus bersemi..

Oleh karena itu, pertanyaannya sekarang,

Ibadah mahdoh apa yang menjadi andalan kita agar vitalitas ini tetap terjaga?

Agar tetap teguh kala yang lain runtuh


=Yuk rame-rame Kembali ke Asholah=

Previous Older Entries