Kalau jam segitu itu, di depan rumah biasanya rame sama anak-anak tetangga yang lagi main..
Ada -ada saja yang lakukan, yang paling sering ya..
bermain peran..
Bermain peran?
Ya, mereka biasa memerankan sedang belajar di sekolah, dimarahin ibu di rumah, jadi dokter-dokteran, bahkan jadi artis yang kemarin sinetronnya mereka tonton
Hari ini mereka belajar bersama (walaupun ternyata belajarnya paling 10′ dan sisanya.. ya lari-lari dan teriak-teriak kesana kemari..)
Dari kamar bisa terdengar jelas ketika ada salah seorang yang berperan sebagai guru membacakan pertanyaan yang harus dijawab teman-teman yang lain..
Hm.. sepertinya si ibu guru cilik ini mengambil pertanyaan dari buku LKS (Lembar Kerja Siswa ya kalau tidak salah.. Jaman SD sampai SMA masih pakai yang kayak beginian perasaaan..)
Nah yang menarik adalah pertanyaan-pertanyaan yang dibacakan oleh si ibu guru. Dari 10 pertanyaan yang dibacakan, dan ada 3 pertanyaan yang menurut agtri ‘menarik’
1. Benda yang terdapat di kamar mandi adalah:
a. sikat gigi b. payung c. baju
2. Benda yang terdapat di ruang tamu adalah:
a. kursi b. lemari es c. televisi
3. Benda yang digunakan untuk membersihkan kotoran adalah:
a. sapu b. buku c. koran
Ada yang aneh dari pertanyaan-pertanyaan ini?
Dahulu ketika kita seusia mereka di Sekolah Dasar barangkali pertanyaan-pertanyaan ini bukan sesuatu yang harus dikatakan ‘sulit’.
Toh kita pasti akan memberikan jawaban A untuk semua pertanyaan.
Kunci jawaban dan jawaban ‘kebiasaannya’ seperti itu bukan?
Tapi coba kita berhenti sejenak
dan coba bandingkan pertanyaan dari LKS yang dibuat untuk bisa digunakan dari sabang sampai merauke, dari perkotaan sampai pedesaan,
dari sekolah jutaan sampai sekolah pinggiran..
Apakah pertanyaan multiple choice seperti ini bisa ‘merangkul’ semuanya?
Pertanyaan pertama, benda apa yang terdapat di kamar mandi?
(Nanti, pada coba masuk ke kamar mandi ya..)
“Hm.. Benda apa yang ada di kamar mandi?
Kayaknya siy sikat gigi,
Tapi bentar-bentar..”
Bukankah akan membingungkan bagi seorang anak ketika dia masuk kamar mandi ternyata ketiga pilihan itu ada di kamar mandinya selama ini..
1. Sikat gigi (ya.. tentu saja, hampir seluruh keluarga pasti menyimpan sikat gigi di kamar mandi)
2. Baju.
Loh.. tapi ko baju juga ada di kamar mandi ya?
Pikir sang anak..
Jangan bayangkan setiap anak tinggal di rumah gedongan yang di setiap kamarnya ada fasilitas kamar mandi sendiri-sendiri.
Di negeri kita ini kebanyakan kamar mandi bergabung dengan tempt mencuci baju (bahkan mencuci piring)?
Itu pun berarti sudah beruntung ketimbang harus ke MCK bersama atau ke sungai
Betul tidak?
Maka jangan heran sang anak akan kebingungan menjawab pertanyaan ini karena ternyata di kamar mandinya selain ada sikat gigi juga banyak baju rendaman ibunya untuk dicuci nanti..
3. Payung. Belum lagi.. kalau ternyata space untuk menggantung sekaligus mengeringkan payung di musim hujan cuma ada di kamar mandi. Ya, si payung akan sering bertengger dimusim hujan di kamar mandi sang anak.
Lengkaplah kebingungan sang anak..
Pertanyaan kedua, benda apa yang terdapat di ruang tamu:
– Buat anak yang di rumah gedongan:
“loh ko’.. ada dua jawaban benar ya? ah.. barangkali itu kurang ‘kecuali’..
Di ruang tamu memang ada televisi dan lemari es. Toh hampir disetiap ruangan di rumahku juga ada yang kek gini.
Nah.. kalo kursi baru gak ada keknya..
kan kalau di ruang tamu ada-nya sofa bukan kursi..”
Singkat cerita sesuailah jawaban si anak gedongan dengan kunci jawaban yang ada. Padahal..
– Buat anak yang dalam kondisi sebaliknya:
“bingung ih..
Ruang tamu? haha, boro-boro ruang tamu.
Ruang keluarga, dapur, tempat tidur ya disana-sana juga..
Terus yang mana ya jawabannya?
kursi? ada kayaknya
lemari es? jelas donk, kan buat emak jualan es lilin dan es batu ke tetangga
televisi? nah ini yang gak ada..
Hmm.. kayaknya pertanyaannya kurang ‘kecuali’ deh..
Ya udah pilih televisi aja kalau gitu”
Singkat cerita, tidak samalah jawaban anak ini dengan kunci jawaban. Padahal…
Pertanyaan ketiga, benda apa yang digunakan untuk membersihkan kotoran:
Duh..
ini pertanyaan paling membingungkan untuk dijawab
Sapu? ya jelaslah ya..
Koran? Pernah ngebersiin kaca pakai koran? Pernah ngelap debu pakai koran?
So, jawaban ini bisa bener juga kan..
Buku? ya yang ini juga sebenernya bisa juga kalau kepepet.. Tapi ya udahlah anggep aja enggak.
Tapi tetap saja, ada hal yang dianggap remeh oleh para pendidik..
Jujur saja, kita selama ini seringkali dibentuk dengan satu jawaban pasti dan menutup kreativitas untuk bisa menemukan alternatif-alternatif jawaban lainnya.
Dalam ilmu pastipun kita terbiasa dan terpola untuk menggunakan rumus instant yang memang sudah umum digunakan.
Tidak heran bahkan ketika SPMBpun, yang Agtri lakukan adalah menghapal rumus-rumus
Bimbingan belajar pun mengajarkan berbagai rumus cepat
Bagus memang,
tetapi tidak tahan lama
Masuk kuliah, ketemu kalkulus
*brak
beberapa anak biasanya terhantam
Pakai rumus ini ko gak bisa, yang ini juga
Padahal memang harus paham konsepnya bukan hapal rumusnya..
Itulah mengapa pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibacakan ibu guru cilik mengingatkan kembali tentang kualitas pendidikan negeri kita saat ini.
Bahwa, ya.. itulah mengapa kualitas setiap orang bisa amat jauh berbeda tergantung dimana dia bersekolah. Kalaupun ada “anak istimewa”, ya itu memang anugerah baginya
So? How?
*belum berani menjawab, karena belum membuktikan.. 🙂
Cuma berharap keputusan ttg UN segera keluar
Nah tentang berpikir luar biasa, ada dua kasus yang patut menjadi contoh
Pikirkanlah beragam alternatif untuk menyelesai masalah, tapi jangan lupa untuk “Make It Simple..”
Kasus 1:
kasus kotak sabun yang kosong,
yang terjadi di salah satu perusahaan kosmetik yang terbesar diJepang.
Perusahaan tersebut menerima keluhan dari pelanggan yang mengatakan bahwa ia telah membeli kotak sabun (terbuat dari bahan kertas) kosong.
Dengan segera pimpinan perusahaan menceritakan masalah tersebut ke bagian pengepakan yang bertugas untuk memindahkan semua kotak sabun yang telah dipak ke departemen pengiriman.
Karena suatu alasan, ada satu kotak sabun yang terluput dan mencapai bagian pengepakan dalam keadaan kosong.
Tim manajemen meminta para teknisi untuk memecahkan masalah tersebut.
Dengan segera, para teknisi bekerja keras untuk membuat sebuah mesin sinar X dengan monitor resolusi tinggi yang dioperasikan oleh dua orang untuk melihat semua kotak sabun yang melewati sinar tersebut dan memastikan bahwa kotak tersebut tidak kosong.
Tak diragukan lagi, mereka bekerja keras dan cepat tetapi biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.
Tetapi saat ada seorang karyawan di sebuah perusahaan kecil dihadapkan pada permasalahan yang sama, ia tidak berpikir tentang hal-hal yang
rumit, tetapi ia muncul dengan solusi yang berbeda.
Ia membeli sebuah kipas angin listrik untuk industri yang memiliki tenaga cukup besar dan mengarahkannya ke garis pengepakan.
Ia menyalakan kipas angin tersebut, dan setiap ada kotak sabun yang melewati kipas angin tersebut, kipas tersebut meniup kotak sabun yang kosong keluar dari jalur pengepakan, karena kotak sabun terbuat dari bahan kertas yang ringan.
Easy? Yuph..
Kasus 2
Pada saat NASA mulai mengirimkan astronot ke luar angkasa, mereka menemukan bahwa pulpen mereka tidak bisa berfungsi di gravitasi nol,karena tinta pulpen tersebut tidak dapat mengalir ke mata pena.
Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka menghabiskan waktu satu dekade dan 12 juta dolar.
Mereka mengembangkan sebuah pulpen yang dapat berfungsi pada keadaan-keadaan seperti gravitasi nol, terbalik, dalam air, dalam berbagai permukaan termasuk kristal dan dalam derajat temperatur mulai
dari di bawah titik beku sampai lebih dari 300 derajat Celcius.
Dan apakah yang dilakukan para orang Rusia?
Mereka menggunakan pensil!
🙂
Komen Terakhir